https://bontang.times.co.id/
Berita

RSUD Bontang Gelar Edukasi Kesehatan soal Mata Malas pada Anak

Kamis, 17 Oktober 2024 - 21:01
RSUD Bontang Gelar Edukasi Kesehatan soal Mata Malas pada Anak dr Retnaninngrum seorang dokter spesialis mata RSUD Taman Husada Bontang Memberikan edukasi kesehatan mata kepada pasien di poliklinik RSUD Taman Husada Bontang (Foto: Kusnadi/TIMES Indonesia)

TIMES BONTANG, BONTANG – Giat Promosi kesehatan terus digalakkan Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah Taman Husada Kota Bontang (RSUD Bontang). Kali ini promosi kesehatan memaksimalkan sosialisasi edukasi kepada masyarakat berupa penyakit mata dan bagaimana menanganinya.

Giat sosialisasi itu berlangsung di Lantai 3 Gedung B RSUD Taman Husada Bontang, Rabu (16/10/2024). Hadir sebagai pembicara, langsung oleh dr Retnaninngrum seorang dokter spesialis mata RSUD Taman Husada Bontang.

Mengambil tema Mata Malas Pada Anak “Love Your Eyes Kids” dokter Retna menjelaskan pentingnya menjaga kesehatan mata anak. 

Mata Malas Anak adalah penurunan tajam penglihatan pada anak yang disebabkan oleh adanya perkembangan penglihatan yang tidak normal pada masa pertumbuhan anak. Kondisi ini biasanya terjadi pada salah satu mata, tetapi bisa juga terjadi pada kedua mata. 
 
Mata malas perlu ditangani dengan segera karena jika dibiarkan, otak akan terbiasa mengabaikan penglihatan mata yang lemah. Kerusakan visual yang disebabkan oleh mata malas dapat menjadi permanen setelah usia 9 tahun. 

RSUD-Bontang-b.jpg

“Sebelum dilakukan terapi perlu diketahui dulu penyebab amblyopia seperti apakah ada mata  juling,  kelainan refraksi( kacamata) dan kekeruhan di media refraksi mata seperti katarak, kekeruhan kornea, ptosis dan kelainan anatomi mata lainnya.

Prognosa keberhasilan terapi tergantung pada beratnya Amblyopia, penyebab Amblyopia, usia saat terapi dimulai, dan kepatuhan pasien dalam menjalani terapi,” jelasnya

dr Retna melanjutkan bahwa ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan mata malas, antara lain: kelainan refraksi seperti miopia, hiperopia Astigmatisme, kelainan anatomi mata seperti mata juling, katarak dan kelopak mata turun.

Dijelaskan oleh wanita berkacamata ini, penanganan amblyiopia dilakukan sesuai penyebabnya, dan salah satunya adalah dengan terapi oklusi yaitu dengan memberikan penutupan mata yang sehat dengan durasi waktu yang sudah ditentukan sesuai derajat amblyopianya, selain itu juga dengan terapi dichoptic dan pemberian obat-obatan.

“Pada terapi oklusi mata yang lebih sehat ditutup untuk membiasakan mata yang lemah bekerja,” jelasnya.

Ia pun mengajak masyarakat untuk memberikan kacamata segera kepada anak apabila dokter menyarankan untuk si anak memakai kacamata. Kacamata harus senantiasa dipakai selama anak beraktivitas kacamata bukan alat bantu untuk membaca saja namun dipakai untuk sebagai alat bantu melihat.

“Kacamata itu alat bantu untuk melihat, jika didapatkan  kelainan refraksi maka berikan kacamata sesegera mungkin pada kondisi mata myopia, hiperopia dan astigmatisme juga pada kondisi paska bedah katarak pada kanak kanak,” ucapnya.

Dalam kesempatan itu, berlangsung pula tanya jawab dari peserta. Antusiasme peserta terkait tema ini nampak terlihat dari pertanyaan seputar mata anak yang saat ini cenderung menggunakan gadget dan dampaknya pada kesehatan mata anak.

Acara ini diikuti oleh masyarakat dan juga pasien saat sedang berobat di poliklinik RSUD. Manajemen RSUD Bontang juga menyiapkan hadiah bagi 5 orang penanya. (*) 

Pewarta : Kusnadi
Editor : Faizal R Arief
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Bontang just now

Welcome to TIMES Bontang

TIMES Bontang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.