Olahraga

Panpel Persik Belum Bisa Hadirkan Pelaku Pemukulan Suporter Arema FC

Selasa, 20 September 2022 - 18:31
Panpel Persik Belum Bisa Hadirkan Pelaku Pemukulan Suporter Arema FC Pertemuan kedua jurnalis Kediri dengan pihak Panpel Persik Kediri (FOTO: Yobby/TIMES Indonesia)

TIMES BONTANG, KEDIRI – Siapa sebenarnya pelaku pemukulan suporter saat laga Persik Vs Arema FC, Sabtu (17/09/2022) lalu, menemukan sedikit titik terang. Panpel Persik Kediri menyebutkan pelaku adalah seorang pria berusia 21 tahun itu.  Namun panpel belum berhasil menghadirkan pria tersebut untuk memberikan permintaan maaf.

Sehari sebelumnya, 4 (empat) organisasi profesi yakni Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kediri, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Perwakilan Kediri, Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Korda Kediri, dan Pewarta Foto Indonesia (PFI) Surabaya mendesak panitia pelaksana (panpel) Persik dan media officer Persik menemukan pelaku pemukulan suporter tersebut dalam waktu 1x24 jam dan pelaku wajib memohon maaf ke semua pihak.

Keempat organisasi profesi itu, turut menyesalkan siaran pers yang dibuat media officer Persik dengan menyebut ‘oknum media’ sebagai terduga pelaku kekerasan pemukulan suporter dan menuntut media officer menyampaikan permohonan maaf.

Awalnya, menurut Ketua LOC Persik Kediri Abriadi Muhara, pelaku bersedia untuk hadir di mess Persik Kediri untuk mengklarifikasi dan meminta maaf kepada semua pihak yang dirugikan. Tapi setelah dinanti, pelaku tak juga tiba meskipun sudah dijemput oleh pihak Panpel Persik Kediri.  

Menurut Andriadi, pihak keluarga beralasan pelaku masih bekerja dan tidak tidak berada di rumah. "Mereka minta waktu sampai jam 7 malam untuk menghadirkan. Di mana saja untuk pertemuan itu, tapi kita upayakan untuk hadir di mess Persik Kediri," ujar Abriadi dalam pertemuan kedua dengan jurnalis Kediri, Selasa (20/09/2022).

Panpel-Persik-2.jpgKetua LOC Persik Kediri Abriadi Muhara (kanan) saat pertemuan kedua dengan jurnalis kediri (FOTO: Yobby/TIMES Indonesia)

Abriadi Muhara menuturkan, berdasarkan informasi dari salah satu anggota panpel, pelaku awalnya menghubungi salah satu anggota keluarga untuk memberikan pengakuan itu. Kemudian pihak keluarga  menyampaikan hal tersebut kepada panpel Persik Kediri.

"Informasinya (terkait pengakuan) saya terima tadi pagi. Saya juga belum bertemu secara face to face. Nama juga belum saya dapatkan secara pasti. Tapi yang jelas sudah ada pengakuan dari dia bahwa dia pelakunya," kata Abriadi. 

Abriadi menuturkan berdasarkan informasi, yang bersangkutan mengaku masuk stadion sebagai konten kreator atau youtuber.Sosok pelaku dipastikan Abriadi bukan berprofesi sebagai jurnalis atau wartawan. "Pengakuannya dia YouTuber. Harusnya bukan (wartawan/jurnalis). Karena dia sudah mengaku bahwa dia YouTuber," ujar Abriadi. 

Namun terkait bagaimana pelaku mendapatkan rompi yang biasa dipakai oleh fotografer untuk peliputan di pinggir lapangan tersebut, Abriadi mengaku belum mengetahui dan akan melakukan penelusuran di internal.

Sebagai informasi untuk bisa melakukan peliputan di stadion saat pertandingan Liga 1, selain harus berprofesi sebagai jurnalis, diperlukan pendaftaran dan verifikasi ke PT Liga Indonesia Baru (LIB). Selain itu setiap peliputan match day, para jurnalis juga dilengkapi dengan tanda pengenal khusus dari PT LIB. 

"Ini pelajaran buat kami semua untuk ke depannya, terutama media officer semoga dengan pembelajaran ini kami lebih selektif lagi untu pembagian rompi itu," ujar Abriadi.

Sementara itu karena pertemuan kedua berakhir jalan buntu atau deadlock, para jurnalis Kediri sekitar pukul 16.00 akhirnya melakukan audiensi dengan Polres Kediri Kota untuk menemukan jalan tengah terbaik terkait polemik pemukulan supporter Arema FC atau Aremania. Para jurnalis masih pada pernyataan sikap sebelumnya, meminta pelaku, panpel serta media officer untuk memberikan klarifikasi dan minta maaf.  

"Kita punya ikhtiar,itikad baik. Kita buka audiensi dengan kepolisian dan diterima dengan baik. Dari kesepakatan, nanti pihak kepolisian masih mempelajari nanti langkahnya bagaimana tapi yang kita inginkan di sini adalah adanya permintaan maaf dari pihak pelaku. Dan ini juga tadi sudah diterima pihak kepolisian dan mudah-mudahan dalam waktu dekat juga akan diselesaikan," kata Ketua PWI Kediri Bambang Iswahyudi. (*)

Pewarta : Yobby Lonard Antama Putra
Editor : Ferry Agusta Satrio
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Bontang just now

Welcome to TIMES Bontang

TIMES Bontang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.