https://bontang.times.co.id/
Olahraga

Ketika Sekjen PSSI Sebut JIS Lebih Cocok Berada di Madrid atau London

Selasa, 13 September 2022 - 13:16
Ketika Sekjen PSSI Sebut JIS Lebih Cocok Berada di Madrid atau London Sekretaris Jenderal, Yunus Nusi saat rapat dengan jajaran pengurus PSSI di kantornya (foto: Dokumen/PSSI)

TIMES BONTANG, JAKARTA – Sekretaris Jenderal PSSI, Yunus Nusi membuka suara terkait polemik stadion Jakarta Internasional Stadium (JIS). Sekjen PSSI memaparkan beberapa alasan mengapa stadion tersebut dinilai tidak tidak layak oleh PSSI menjadi tempat pertandingan Timnas Indonesia melawan Curacao pada 27 September 2022.

Menurut Sekjen PSSI Yunus Nusi, salah satu kekurangan JIS soal akses parkir yang tidak fleksibel dan membuat rumit penonton. Hal itu dinilai sangat berbeda dengan stadion Indonesia yang lain, mereka lebih humanis dan merakyat, akses transportasi ke stadion betul-betul didesain sangat sederhana dan gampang masuk.

anies.jpgGubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang berhasil membangun Jakarta internasional stadium (foto: Dokumen/Kompas)

Dia menambahkan, harusnya JIS dibangun bukan di Jakarta. Kata dia, stadion tersebut akses ke lokasi sangat sulit karena lokasinya berada di Jakarta Utara. Keberadaan stadion tersebut tentu sangat menyulitkan para penonton untuk datang ke lokasi. Apalagi jalan di sekitar stadion dipenuhi dengan kendaraan transformers yang bisa membahayakan keselamatan penonton saat perjalanan ke stadion.

"Karena kan beda infrastruktur dan sekelas stadion JIS itu sangat cocok berada di tengah-tengah kota Madrid, Milan, aksesnya di Madrid kita tahu bersama tempat parkirnya di luar juga bagus, di Eropa khususnya," kata Yunus Nusi di Jakarta, Senin (12/9/2022) yang dikutip Selasa (13/9/2022).

Lebih lanjut, dia menegaskan yang menjadi konsentrasi PSSI adalah kesiapan JIS menampung suporter saat hendak ke lokasi. Menurutnya, JIS berada di tengah padat penduduk Jakarta Utara yang perlu diantisipasi segala jenis dampaknya. Hal itu dinilai sangat tidak cocok dengan karakter penonton dalam negeri yang cenderung membuat keonaran di luar stadion.

PSSI juga tidak menyalahkan, kenapa FIFA memberikan izin terkait pembangunan stadion tersebut. Hal itu dinilai sangat wajar, tapi sangat disayangkan karena masih belum siap menghadapi iklim penonton dalam negeri. Oleh karena itu, dia menyebut stadion itu seharusnya dibangun di Madrid dan Milan bukan di Jakarta yang penduduknya padat, serta dekat dengan kereta api. 

"Tidak salah untuk FIFA membangun stadion sekelas itu, tetapi FIFA tahu enggak di sekitarnya ada kereta api, pemukiman padat penduduk, jalan sempit, dan tak ada kantung-kantung parkirnya. Itu yang bagi kami saat ini belum sesuai dengan karakter suporter Indonesia," imbuhnya.

Jakarta-internasional-stadium.jpgIlustrasi Jakarta internasional stadium (JIS) saat dilihat dari udara di Jakarta Utara (foto: Dokumen/Jakpro)

Selain masalah keamanan suporter, PSSI juga memberikan catatan terkait pintu masuk JIS yang kurang tertutup untuk diakses pemain. Hal itu tentu dinilai sangat tidak tepat bagi iklim sepakbola Indonesia, sehingga sangat wajar jika pertandingan Timnas ditolak dari stadion tersebut. Setelah penolakan harusnya dijadikan bahan evaluasi, bukan malah menyerang PSSI.

Yunus Nusi menegaskan bahwa PSSI siap berkordinasi dan berkolaborasi demi perbaikan JIS. Jadi penilaian yang dilakukan timnya selama ini sudah sangat objektif dan sama sekali tidak berkaitan dengan politik. Dia berterimakasih kepada seluruh suporter dan seluruh stakeholder sepakbola Indonesia yang hingga saat ini terus memberikan dukungan.

"Lalu ketika nanti tim tamu misalnya, langsung berhenti di area umum, di sana ada pemain-pemain hebat yang juga ada ribuan suporter yang melihatnya, itu kan keamanannya kurang begitu bagus. Ketika bis itu tidak bisa masuk langsung ke dekat akses lorong masuk ke ruang ganti. Itu yang kami khawatirkan," lanjut Yunus.

Sementara itu, dalam kesempatan yang berbeda pengamat sepak bola Indonesia Tommy Welly atau akrab disapa Bung Towel turut memberikan komentar terkait polemik JIS. Dia menilai penolakan yang dilakukan PSSI sangat memalukan serta memicu kegaduhan. Hal itu justru dapat membuat Indonesia dipandang sebelah mata oleh pecinta sepakbola di luar negeri.

Seperti diketahui baru-baru ini JIS dianggap PSSI belum layak untuk menggelar laga matchday Timnas Indonesia Curacao pada Selasa, 27 September 2022 mendatang. Penolakan oleh PSSI ini membuat publik gaduh, dan banyak masyarakat yang heran kenapa JIS bisa dinilai tidak layak.

Bung Towel mengingatkan, agar PSSI tidak mengedepankan mencari sensasi di tengah masyarakat. Seharusnya kata di, JIS mencari penyemangat baru bagi seluruh masyarakat Indonesia karena bisa menghadirkan suasana pertandingan Eropa di tengah-tengah kota besar seperti Jakarta. 

"Di website resminya, PSSI menulis catatan-catatan mengenai kekurangan JIS yang dianggap belum memenuhi kelayakan infrastruktir. PSSI sangat memalukan dan alasan yang disampaikan ke publik tidak masuk akal. Saya menyarankan lebih baik PSSI jangan memancing keributan dengan sensasi kecil seperti itu," kata Bung Towel. (*)

Pewarta : Edy Junaedi Ds
Editor : Ferry Agusta Satrio
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Bontang just now

Welcome to TIMES Bontang

TIMES Bontang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.