TIMES BONTANG, JAKARTA – Di tengah kehidupan yang perlahan kembali normal, kabar tentang varian baru virus penyebab COVID-19 kembali mengingatkan kita bahwa pandemi belum sepenuhnya usai. Varian baru yang diberi nama NB.1.8.1 kini telah menyebar di 22 negara, termasuk Amerika Serikat dan China, menurut data terbaru Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) per 28 Mei 2025.
Meski belum dikategorikan sebagai varian yang mengkhawatirkan, WHO menetapkan NB.1.8.1 sebagai "varian yang sedang dipantau", karena berasal dari garis keturunan Omicron JN.1 yang sebelumnya sempat mendominasi gelombang infeksi global.
Gejalanya Mirip, Tapi Tetap Harus Diwaspadai
Menurut pakar penyakit menular Prof. William Schaffner dari Vanderbilt University Medical Center, varian ini tak menunjukkan gejala yang berbeda secara signifikan dari varian COVID-19 sebelumnya.
“Tidak pernah ada yang benar-benar khas tentang semua varian ini, kecuali bahwa varian COVID sebelumnya lebih mungkin membuat Anda dirawat di rumah sakit,” katanya.
Beberapa gejala umum infeksi NB.1.8.1 di antaranya demam atau menggigil, batuk, sakit tenggorokan, kelelahan, sesak nafas, dan diare.
Kabar Baiknya: Imunitas Masih Relevan
Para ahli sepakat bahwa kekebalan yang terbentuk dari vaksinasi dan infeksi sebelumnya masih memberikan perlindungan terhadap NB.1.8.1. Namun, imunitas tidak sepenuhnya meniadakan risiko, terutama bagi kelompok rentan seperti lansia, orang dengan komorbid, atau individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Pencegahan: Langkah Sederhana, Dampak Besar
Meski tak perlu panik, kewaspadaan tetap penting. Dokter Amy Edwards dari Fakultas Kedokteran Universitas Case Western Reserve menekankan pentingnya langkah-langkah pencegahan dasar yang tetap efektif dalam mencegah penularan:
“Cuci tangan secara teratur, gunakan masker, dan tetaplah di rumah jika merasa sakit. Terapkan etika batuk dan bersih secara benar,” ujarnya.
Langkah-langkah sederhana itu terbukti berdampak besar, terutama saat kita beraktivitas di ruang publik atau berkumpul bersama keluarga di rumah.
COVID Belum Hilang: Jangan Anggap Remeh
Menurut Schaffner, COVID-19 masih menyebabkan sekitar 300 kematian setiap minggu di Amerika Serikat. Ini jadi pengingat bahwa walau virus tak lagi mendominasi berita utama, ia tetap menjadi ancaman nyata—khususnya bagi mereka yang berada di kelompok risiko tinggi.
Hidup Berdampingan dengan Virus: Saatnya Bersikap Bijak
NB.1.8.1 mengingatkan bahwa pandemi bukan sekadar masa lalu, tapi bagian dari realitas yang harus dihadapi dengan kewaspadaan dan kepedulian kolektif. Kita tak bisa menghapus keberadaan virus, tetapi kita bisa meminimalisir dampaknya—untuk diri sendiri, keluarga, dan masyarakat. Oleh karena itu mari tetap waspada, tetap sehat, dan tetap peduli. Karena kesehatan adalah tanggung jawab bersama.(*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: NB.1.8.1, Varian Baru Covid-19: Tetap Waspada Meski Tak Perlu Panik
Pewarta | : Antara |
Editor | : Imadudin Muhammad |