Berita

Ini Fatwa Yusuf Al-Qaradawi Soal Maulid Nabi dan Mengucapkan Selamat Natal

Selasa, 27 September 2022 - 16:05
Ini Fatwa Yusuf Al-Qaradawi Soal Maulid Nabi dan Mengucapkan Selamat Natal Cendikiawan muslim Mesir Yusuf Al-Qaradawi. (FOTO: AFP)

TIMES BONTANG, JAKARTA – Cendikiawan muslim Mesir Yusuf Al-Qaradawi wafat pada usia ke 96 tahun pada Selasa kemarin. Saat masih hidupnya, sebagai ulama, ia banyak mengeluarkan fatwa-fatwa soal hukum Islam. Salah satunya seperti mengucapkan selamat natal bagi muslim dan perayaan Maulid Nabi Muhammad Saw.

Fatwa hukum mengucapkan selamat natal tersebut ada dalam buku 'Fatwa-Fatwa Kontemporer Jilid 3'. Tempat di halaman 842-849.

Dijelaskan, awalnya jawaban tersebut muncul karena adanya pertanyaan hukum tersebut pada Yusuf Al-Qaradawi dari mahasiswa muslim yang menempuh pendidikan S3 di Jerman.

Yusuf Al-Qaradawi menjelaskan, soal sikap muslim atas non muslim yang menerima dan tidak memusuhi mereka. Yaitu berbuat baik kepada non muslim tersebut sebagaimana diterangkan dalam Al-Qur'an dalam Surat Al Mumtahanah ayat 8-9.

Yusuf Al-Qaradawi juga menyampaikan hadits yang bunyinya khaaliqin naasa bi khuluqin hasan, bahwa muslim diperintahkan untuk 'pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik' bukan sekedar 'pergaulilah kaum muslimin dengan akhlak yang baik.'

Dengan dasar tersebut, Yusuf Al-Qaradawi menjelaskan, tak ada larangan bagi lembaga atau pun muslim mengucapkan selamat hari raya natal kepada non muslim dengan beberapa ketentuan.

Pertama, ucapan selamat itu tak mengandung syiar agama mereka yang bertentangan dengan ajaran Islam. Misalnya salib.

Kedua, ucapan selamat itu tak boleh mengandung unsur pengakuan terhadap aqidah mereka atau ridha dengan agama mereka.

Ketiga, haram mengikuti perayaan hari raya mereka. Misalnya seperti melakukan natal bersama.

Fatwa Maulid Nabi

Selain fatwa mengucapkan selamat natal, Yusuf Al-Qaradawi juga mengeluarkan fatwa soal merayakan Maulid Nabi Muhammad Saw. Diketahui, di Indonesia sendiri, perayaan itu dilakukan oleh warga Nahdatul Ulama (NU).

Dalam pandangan Yusuf Al-Qaradawi, perayaan tersebut diperbolehkan. Hal itu, kata dia, guna mengingat kembali perjuangan Nabi Muhammad Saw. Ia pun menilai, perayaan tersebut bukan termasuk kategori bid'ah.

Dalam fatwa tersebut, Yusuf Al-Qaradawi melandaskan dengan mengatakan, memperingati kelahiran Nabi Muhammad Saw adalah mengingat umat Islam pada nikmat yang sudah diberikan oleh Allah Swt.

"Mengingat nikmat Allah adalah sesuatu yang disyariatkan, terpuji dan memang diperintahkan. Allah Swt memerintahkan kita untuk mengingat nikmat Allah SWT," kata Yusuf Al-Qaradawi.

Tatapi kata Yusuf Al-Qaradawi, peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw jangan sampai dicampur dengan kemungkaran dan penyimpanan terhadap syariat.

“Menganggap peringatan Maulid adalah bid’ah dan semua bid’ah itu sesat dan tempatnya di neraka, itu tidak benar sama sekali. Yang kita tolak adalah mencampur peringatan itu dengan berbagai penyimpangan syariah Islam dan melakukan sesuatu yang tidak diberi kekuasaan apapun oleh Allah swt seperti yang terjadi di sebagian tempat,” ujar Yusuf Al-Qaradawi.

Ulama yang Berpikir Moderat

Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menilai, Yusuf Al-Qaradawi adalah ulama besar yang berpikiran moderat. Ulama yang kini tinggal di Doha Qatar itu dalam beberapa tahun terakhir mempengaruhi pemikiran wasathiyah Islam.

“Transformasi pemikirannya yang semula lebih puritan menjadi maju menunjukkan perkembangan pemikiran Islam yang selalu dinamis dan tidak statis,” kata Haedar Nashir.

Kata Haedar Nashir, Yusuf Qaradawi ketika berkunjung ke PP Muhammadiyah di Jakarta tiga dekade lalu dengan tegas menyatakan hisab itu qothiy (pasti) sedangkan rukyat itu dhanny (meragukan, banyak kemungkinan) sangat mencerdaskan dan mencerahkan umat.

Menurut Haedar umat Islam sedunia memang ketika berhadapan dengan hukum alam yang pasti, lebih-lebih menyangkut hari dan tanggal atau bulan dan tahun meniscayakan ilmu yang pasti dan kepastian agar segala transaksi dan regulasi hidup sehari-hari itu memiliki kepastian.

“Kecuali untuk hal-hal yang abstrak, sosial, dan ranah hidup yang metafisika. Jika ingin merebut masa depan lebih-lebih pebgetahuan alam semesta perlu ilmu pengetahuan yang pasti dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara lebih objektif,” jelasnya.

Syekh Yusuf Qaradawi juga melalui karya-karyanya terbaru banyak mempromosikan pandangan keislaman yang wasathiyyah. Kata Haedar, Yusuf Al-Qaradawi mengajak umat Islam agar maju dan tengahan dalam beragama, serta tidak fanatik dan ekstrem.

Termasuk dalam ideologi dan politik, Yusuf Al-Qaradawi memiliki pandangan yang tengahan dengan dasar argumentasi nash yang kuat. “Karyanya tentang jihad yang sangat tebal juga memahamkan tentang jihad multiaspek yang memerlukan pemahaman dan konteks yang luas,” ujarnya soal Yusuf Al-Qaradawi. (*)

Pewarta : Moh Ramli
Editor : Imadudin Muhammad
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Bontang just now

Welcome to TIMES Bontang

TIMES Bontang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.